Selamat Membaca

Selamat membaca rangkuman penting dari berbagai buku terpenting, yang sekiranya enak dibaca, menambah wawasan, menggali ide...

Minggu, 25 April 2010

20 langkah SALAH mendidik ANAK

1. Memaksa kewajiban tanpa memberi pemahaman

Haruskah seorang anak selalu mengetahui mengapa ia harus mengerjakan suatu pekerjaan atau tugas yang diembankan kepoadanya? Dalam situasi yang mendesak, kita diperbolehkan menuntut anak-anak kita untuk melaksanakan perintah, tanpa harus memberi penjelasan terlebih dahulu pentingnya perintah-perintah itu dilakukan oleh mereka. Akan tetapi, dalam banyak kesempatan, kita harus menjelaskan alasan-alasan itu dengan tenang, bijak, dan penuh penghargaan, jika kita menginginkan mereka menuruti perintah kita. 

2. Menyikapi perilaku anak hanya dengan satu pola

Menerapkan hanya satu pola pendidikan dalam menyikapi perilaku anak, padahal ia sudah melakukan perubahan, adalah sangat merusak. Satu pola pendidikan yang dimaksud adalah seperti orangtua yang selalu melontarkan kata-kata keras, padahal perilaku si anak sudah berubah menjadi baik. Mungkin juga sebaliknya, orangtua selalu memuji dan menyanjung anaknya, padahal anak itu tengah melakukan keburukan, semisal menyakiti temannya atau saudaranya.

3. Enggan Menerapkan Disiplin

Anak membutuhkan disiplin sebagaimana ia membutuhkan kasih sayang. Yang kita maksud dengan menerapkan disiplin adalah mengajarkan anak agar mampu mengendalikan diri dan berperilaku baik. Ia membutuhkan keduanya. Jika mendapatkan didiplin dan kasih sayang, ia belajar menghormati diri sendiri dan sekaligus mengendalikannya.

4. Tidak Menggunakan Siasat Nafas Panjang saat Menyikapi Kesalahan Anak

Islam tidak pernah menyerukan sesuatu, kecuali didalamnya pasti mengandung kebaikan jika kita berpegang teguh terhadapnya. Di antara sesuatu yang diserukan Islam itu adalah lapang dada dan sabar dalam menghadapi segala persoalan. Allah Swt. Berfirman, "Dan bersegeralah kamu menuju ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. (Yaitu) orang-orang yang menginfakkan (hartanya) dikala lapang dan susah, yang menahan amarah, yang memaafkan manusia dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik."(Q.S. Ali Imran, 3:133-134)

Dalam surat yang lain Allah swt berfirman, "Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan."(Q.S. Asy-Syura. 42:43)

Firman-Nya pula, "Wahao orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagi kamu, maka berhatihatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni mereka maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

5. Tidak berupaya Mengethaui Motif Anak Berbuat Salah

Ada beberapa motif dan alasan yang mendorong anak melakukan kesalahan. Namun, karena banyak orang tua tidak mengetahui dan tidak memahaminya, akhirnya mereka menyikapi kesalahan-kesalahan itu dengan cara yang tidak tepat. Di anatara alasan-alasan itu adalah sebagai berikut.

A. Tidak mampu menerapkan disiplin dan tidak mau memperbaiki diri

B. Tidak mengerti dan tidak memiliki Pemahaman yang benar

C. Tidak mampu memenuhikeingintahuan secara tepat

D. Mencari perhatian

E. Merasa jenuh dan kesal

F. Ingin Mandiri dan Bebas

G. Orangtua tidak menerima anak seutuhnyanya

H. Tidak terpenuhinya kebutuhan Psikologis anak

6. Selalu Menerima Syarat Yang Diajukan oleh Anak

Menerima syarat yang diajukan oleh anak agar ia mendapat imbalan atas segala sesuatu yang memang harus dilakukannya atau ditinggalkannya merupakan cara yang keliru. Cara tersebut akan membuat si anak tidak mau melakukan kewajibannya atau meninggalkan hal-hal buruk kecuali jia ia memperoleh imbalan.

7. Berlebihan dalam Berjanji Kepada Anak

Sebagaimana telah disinggung di muka, ada perbuatan-perbuatan anak yang boleh mendapat imbalan dalam bentuk material. Tujuannya untuk memotivasimereka melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat sukarela dan hal-hal yang memang tidak dapat dipaksakan. Meskipun demikian, tidak ada salahnya memotivasi pekerjaan tersebut dengan ungkapan pujian, sepotong permen, doa yang baik atau dengan hadiah simbolis. Semua itu juga dengan catatan bahwa si anak telah mencurahkan tenaga secara tulus dan berusaha melakukan pekerjaan tersebut sebaik mungkin serta tidak gegabah.

8. Menghukum anak atas Perbuatan Baiknya

Ibnu Maskawih dalam Tahdzibul Akhlaq mengatakan, "seorang anak hendaknya diberi pujian dan dihargai saatmenampilkan akhlaq mulia dan melakukan pekerjaan yang baik." Meskipun demikian, pada sejumlah kasus sebagian orangtua justru menghukum anak-secara tidak langsung-saat melakukan hal-hal positif, bukan mendukungnya atau atau menghargainya.

9. Tidak Menghukum Perilaku Buruk Anak

Diantara langkah salah dalam mendidik adalah membiarkan perilaku buruk anak dan tidak ada upaya untuk menghentikannya. 

10. Memberikan Isyarat Negatif

Jika kita mengatakan kepada anak kita,"Kamu anak yang jelek" atau "Kamu anak yang nakal" atau juga "Kamu anak yang tidak patuh", si anak akan menganggap ungkapan itu sebagai gambaran sebenarnya tentang dirinya. Kemudian, ia akan merasa benar jika ia melakukan sesuatu yang sesuai dengan julukan yang disandangkan kepada dirinya. Sebaliknya, jika Anda mengatakan kepadanya,"Anaka baik seperti kamu tidak akan melakukan perbuatan seburuk itu" atau "kamu adalah anak pemberani' berakhlaq dan terpelajar", semua itu memberikan isyarat positif yang sangat tepat bagi anak Anda.

11. Membandingkan seorang Anak dengan Anak Lainnya secara Tidak Adil

Merangsang anak agar memperhatikan anak lain adalah perlu dan dapat berguna untuk membangun kepribadian anak.

12. Memberlakukan Standar Ganda 

Jika Anda mengatakan  bahwa dusta adalah haram dan menyebabkan pelakunya masuk neraka maka jagalah prinsip itu dalam perilaku Anda juga. Tujuannya agar anak Anda tidak melihat kontroversi pada diri Anda sehingga membuat bingung dan kehilangan kepercayaan kepada Anda. Disamping itu, tentu saja perbuatan tersebut merupakan dosa.

13. Tidak Memenuhi Kebutuhan Kasih Sayang dan Cinta Anak

Jika Anda melihat anak Anda, misalnya, melakukan sesuatu dengan cara yang berbeda dengan yang biasa Anda lakukan atau yang Anda pelajari, janganlah Anda membentaknya dan menghentikannya dengan mengatakan,"Itusalah." "lakukan begini." Cara seperti itu akan emembunuh semangat anak Anda untuk mencoba. Ia pun akan mengurungkan niat untuk melakukan perbuatan itu lagi dikemudian hari. lebih dari itu, sikap orangtua seperti itu akan membuat anak tergantung kepada orang lain, menjadi peragu dan selalu takut salah.

14. Tidak Memperhatikan Patokan-patokan dalam Memberikan Sanksi Fisik

ada 12 syarat yang harus dipenuhi untuk memberlakukan hukuiman fisik, yakni sebagai berikut :

A. Hukuman fisik menjadi jalan terakhir

B. Menghindari hukuman fisik saat marah

C. Bertahap dalam memberikan hukuman

D. Tidak memukul muka dan kepala

E. Pukulan pertama tidak keras, tidak menyakitkan dan dilakukan pada tangan atau kaki dengan tongkat yang lunak

F. Tidak memukul anak yang belum berusia 10 tahun

G. Berilah kesempatan untuk bertobat dan meminta maaf

H. Tidak menyerahkan hukuman kepada orang lain

I. Boleh menambah hukuman jika anak tidak jera

J. Tidak menjadikan hukuman sebagai sarana untuk mempermalukan anak

K. Bersikap adil dalam memberikan hukuman

L. Tidak berlebihan dalam menggunakan hukuman dan tidak menjadikan hukuman sebagai pola permanen

15. Tidak Memperhatikan Perbedaan Individual dalam Mendidik Anak

Ada anak yang cukup dengan sorot mata tajam untuk menghentikan perbuatan salahnya. Namun, ada juga yang tidak akan berhenti kecuali dengan hukuman yang keras. Ada yang menikmati kata-kata pujian yang lembut dan penuh kasih. Disamping itu, ada juga yang tidak mau bergerak meskipun dibarengi dengan iming-iming san penghargaan. Oleh karena itu, pendidik yang cerdas hendaknya mampu menggunakan metode menghukum dan memberikan imbalan secara bervariasi sesuai dengan penegetahuannya yang endalam tentang jiwa anak-anak.

16. Tidak Bertahap dalam berinteraksi dengan anak-anak

Solusi yang logis menurut pemahaman Islam, dansesuai dengan karakter pertumbuhan pada masa kanak-kanak, adalah adanya transisi secara bertahap dan perlahan-lahan. Tindakan ini dimulai dengan pujian dan sanjungan terhadap perilaku baiknya, mengabaikan kesalahan yang tidak pronsipil dan tidak menonjol, mengecamnya secara tertutup dan kemudian terbuka, baru kemudian memberlakukan hukuman sebagai urutan terakhir.

17. Menghina, melecehkan dan Diskriminatif dalam Memperlakukan Anak

18. Tidak Kompak dalam Cara Mendidik

19. Tidak Melibatkan Anak dalam Membuat Aturan

20. Bersikap Negatif dan Salah Terhadap Anak

Daftar Pustaka : 20 Langkah Salah Mendidik Anak,Muhammad Rasyid Dimas, terbitan PT Syamil Cipta Media, cet. III 2006

Rabu, 21 April 2010

Wahh kapan nih..

teman-teman lama sekali blom ku tulis rangkumannya.. soale aku lupa pasword..hahaha kebanyakan sii..ampe lufa ane...maaf yaaa...

Rabu, 19 September 2007

Rangkuman Buku

Dulu ketika masa sekolah, aku tuh sering disuruh untuk merangkum buku, dan hingga sekarang pun masih terbawa. Berbagai rangkuman dari berbagai buku bahkan alquran telah aku tulis. Mudah-mudahan aja bermanfaat untuk pembaca so dirangkum, bila pembaca kurang puas dapat segera membeli bukunya. Oke.... tunggu rangkumannya yaaa